<p><em>"Pagi itu, mungkin adalah momen yang paling penting dalam hidup saya, saya mengenakan pakaian dan menumpangi kereta untuk bergegas ke Milan. Saya harus melewati Larga, tidak jauh dari Teatro Lirico untuk menandatangani kartu registrasi Inter. Saya berjalan sekaligus rasanya seperti sedang bermimpi. Menit-menit di dalam kereta seakan-akan tidak habis. Menit-menit yang saya habiskan menunggu melewati Larga, rasanya seperti berabad-abad. Akhirnya mereka menaruh pulpen di tangan saya dan kartu di depan saya. Saya menandatanganinya: Giacinto Facchetti. Kemudian, saya melanjutkan perjalanan menuruni tangga dengan jantung berdebar kencang. Saya seorang pemain Inter! Saya seorang pemain Inter!"</em></p> <p>(Se no che gente saremmo, Gianfelice Facchetti, Longanesi 2011)</p> <p>‘ll Cipe’ tidak pernah terlepas dari bagian Inter, bahkan tidak sampai dua belas tahun sejak hari yang mengenaskan itu. Beberapa hari kemudian di Florence, Esteban Cambiasso mewujudkan perasaan seluruh pendukung Inter dengan menunjuk langit setelah mencetak sebuah gol.</p> <p>Dengan mantap, kita selalu mengenang kisah itu setiap hari dengan kepala menengadah untuk memperingati siapa Giacinto dengan nilai moralitas, keadilan dan kemanusiaan yang ia miliki.</p> <p>Giacinto è qui. Giacinto is here.</p>