UEFA.com memilih fokus ke bintang muda Inter, Assane Gnoukouri (18 tahun), minggu ini. Baca artikel feature selengkapnya di bawah ini:
Assane Gnoukouri menempuh jalan panjang sejak ditemukan bermain di lapangan dengan satu pohon di tengahnya, di negara asalnya Pantai Gading. Sang gelandang menyita perhatian publik seusai penampilan mengesankan bersama Inter musim lalu. Mari kami perkenalkan sang wonderkid minggu ini persembahan dari UEFA.com.
Mereka mengatakan…
“Dia mempunyai potensi menjadi seorang pemain hebat. Meski umurnya (masih muda), ia memiliki kualitas yang tidak dipunyai oleh banyak pemain, dia tidak pernah cemas dan jarang kehilangan bola.”
Roberto Mancini, pelatih Inter
“Kualitasnya sangat mudah ditemukan, tapi ia bekerja [keras] dan akan terus seperti itu. Yang menarik perhatian saya adalah bahwa tidak ada yang terlihat mengkhawatirkan dia, ia selalu sangat tenang di lapangan. Dia hanya perlu berkembang lebih sedikit secara fisik.”
Stefano Vecchi, pelatih tim junior Inter
Latar belakang...
Lahir di Divo, Pantai Gading, Gnoukouri ditemukan di tengah bermain sepakbola dengan sekelompok anak-anak – di lapangan dengan sebuah pohon di tengahnya. Ia bergabung dengan Inter pada musim panas 2014 dari tim level keempat sepakbola Italia, Marano, dan menjadi bagian dari tim Primavera Nerazzurri sampai Roberto Mancini memberi debut senior kepada dia. “Saya tidak suka dia ketika saya pertama kali melihatnya pada November lalu," kata Mancini. "Lalu, saya menonton dia memainkan permainan sempurna di Viareggio [sebuah turnamen prestis antar tim junior yang dijuarai oleh Inter] dan saya memutuskan untuk memasukkan dia ke tim utama. Ia tidak pernah melihat ke belakang.” Adiknya, Zate Wilfried (15 tahun), juga masuk daftar pemain klub kita sebagai penyerang.
Gaya permainan…
Ia memulai karir sebagai gelandang kotak-ke-kotak, tapi dia kebanyakan dipasang sebagai gelandang bertahan – seperti Pirlo. Ia selalu mencoba memberi opsi penguasaan bola kepada rekan setimnya, punya visi bagus dan mampu menyuplai umpan-umpan akurat.
Warna permainan…
Kalau dibandingkan dengan rekan senegara Gnoukouri, yakni Yaya Touré, mungkin tak bisa dihindari. Ia seakan seperti mantan gelandang Inter, dengan akurasi umpan, kekuatan dan ketenangan, layaknya Patrick Vieira, yang memperkuat Inter mulai 2006 sampai 2010.
Momen Eureka...
Sehabis menjalani debutnya sebagai pemain pengganti ketika bertemu Verona, Gnoukouri secara mengejutkan menjadi starter saat Derby della Madonnina 8 hari kemudian. “Mancini bertanya kepada saya apakah saya takut; saya menjawab tidak,” ungkapnya. “Pelatih bilang ke saya untuk tetap memainkan permainan simpel dengan satu atau dua sentuhan. Saya segera menelepon ibu saya dan memohon kepada beliau untuk mendoakan saya." La Gazzetta dello Sport memberi rating kepada Gnoukori sebagai salah satu pemain dengan penampilan terbaik dalam laga yang berkesudahan imbang tanpa gol itu.
Skenario terbaik…
Persaingan untuk posisi gelandang Inter semakin keras dengan kedatangan Geoffrey Kondogbia di bursa transfer musim panas. Meski begitu, Gnoukouri, yang baru-baru ini memperbarui kontraknya sampai 2020, mampu masuk rencana Mancini. Pelatih kita menolak tawaran peminjaman untuk pemain berusia 18 tahun tersebut.