"Saya sangat senang bahwa presiden menerima tawaran Rizzoli. Seperti yang Anda tahu, kami memiliki ikatan istimewa sejak pertemuan pertama kami. Fakta bahwa presiden mau menulis kata pengantar buku ini membuat saya bangga dan membuat saya menyadari bahwa rasa hormat saya kepadanya berbalas."
Anggap saja kita sedang membuka-buka halaman buku itu: mari kita bahas tentang bagian yang menceritakan Inter, ada bagian saat Anda menceritakan pertemuan pertama Anda dengan Moratti...
Itu adalah sesuatu yang istimewa. Anda tentu memahaminya, bagi seorang pelatih yang memulai dari posisi saya, saya memandang presiden Moratti sebagai sesuatu yang tak terjangkau. Jadi ketika saatnya tiba, berkat perjalanan karir dan semua pencapaian, panggilan itu datang dari seorang presiden yang karismatik dan sebesar beliau, itu menjadi sesuatu yang benar-benar luar biasa. Saya terpesona oleh presiden hebat ini. Dan tidak lama kemudian dia menjabat tangan saya dan berkata, 'Jika Anda mau pekerjaan ini, mulai sekarang Anda menjadi pelatih Inter." Jujur saya katakan bahwa saya sangat tersentuh. Tubuh saya gemetar."
Ada bab saat Anda menceritakan pertemuan Anda dengan José Mourinho selama turnamen AS di Indianapolis.
"Terus terang saya sangat terkesan. Begitu mendengar saya bergabung di Inter, dia mengirimkan ucapan selamat melalui Marco Branca. Dan ketika kami bertemu secara langsung, saat itu bahkan lebih istimewa. Kami masuk ke ruang ganti, pertemuan antara dua orang yang kemudian meluruskan hal-hal tertentu. Atau setidaknya, saya mencoba untuk menjelaskan, tapi menurutnya tidak perlu karena hal itu sudah ditentukan. Saya yakin bahwa kami memiliki kesamaan: ketika kami terlibat dalam sebuah perkara, kami akan mengerahkan segalanya untuk memastikan bahwa itu akan membuahkan kemenangan. Tidak membutuhkan waktu lama bagi kami untuk saling memahami. Kemudian seseorang harus menyusul kami dan memberi tahu kami bahwa pertandingan akan dimulai. Agak aneh bagi saya, karena lapangan selalu menjadi satu-satunya hal yang penting bagi saya; itu selalu menjadi hal yang paling utama bagi saya."
Setelah pertandingan Inter vs Juventus Anda meninggalkan stadion. Ada banyak penggemar di luar dan seorang wanita mengetuk jendela mobil Anda, benar seperti itu?
"Setelah 10 tahun melatih di Serie A, saya sudah terbiasa diberitakan di koran dan di televisi. Kadang-kadang, ketika segala sesuatunya berjalan dengan baik, Anda mendapatkan banyak pujian, namun ada kalanya hal-hal pribadi tertentu lebih penting. Seperti ketika saya meninggalkan stadion dan melihat seorang wanita memberikan isyarat kepada saya. Saya menyuruh anak saya untuk menurunkan jendela mobil dan kemudian mendengar wanita ini berkata kepada saya, 'Terima kasih, Pak, atas apa yang Bapak lakukan untuk anak saya.' Saya menjawab, 'Sama-sama, Bu. Maaf, tapi Anda siapa?" Dan wanita itu menjawab, "Saya ibu dari Ricky Alvarez.' Saya menjadi emosional, lalu saya katakan kepadanya bahwa itu semua berkat bakat sang anak. Ada momen-momen istimewa, dan sama memuaskannya seperti memenangkan sebuah pertandingan besar."
Jadi, apakah "Yang Terbaik Akan Terjadi" mengawali sebuah buku baru saat yang terbaik benar-benar terjadi?
"Tidak, kita bisa menganggapnya sebagai suatu pertanda baik. Kita tidak bisa menyangkal bahwa kami sedang melalui masa-masa yang sulit. Mari kita berharap peluncuran buku ini membawa keberuntungan bagi semua orang dan memberi kami kekuatan untuk meraih akhir musim yang kita semua harapkan. Saya tidak akan mengatakan apa-apa lagi; sedikit takhayul dan juga dari keseriusan."
Karena Anda sudah membahas periode saat ini, mari kita bicara tentang Inter vs Catania. Setelah pertandingan Anda menekankan bagaimana pengaruh aspek psikologis pada performa pemain. Selain dari fakta bahwa penjelasan Anda diberitakan sebagai "tampaknya seolah-olah kami sedang bermain di balik pintu yang tertutup", apakah Anda juga berfokus pada hal itu selama pekan latihan?
"Saya mengatakan kepada para fans bahwa ketika kamera menyoroti Anda, Anda akan benar-benar tahu seperti apa menjadi pelatih itu. Kadang-kadang, pernyataan dengan cara tertentu dituliskan sedikit berbeda. Untuk saat ini, saya ingin menjelaskan bahwa 'di balik pintu tertutup' merupakan sesuatu yang obyektif karena ada beberapa alasan untuk itu. Orang-orang terganggu oleh apa yang terjadi pertandingan dan kita tahu apa yang saya maksudkan. Tentu saja itu bukan dalih, atau dengan mengatakan bahwa itu adalah situasi yang sedikit berbeda karena orang lain yang harus disalahkan, justru sebaliknya. Saya berharap kami bisa mengatasi situasi ini dengan bantuan fans kami, dan saya meminta kepada mereka karena di awal musim saya mengatakan bahwa fans Nerazzurri tahu apa yang mereka lakukan. Tidak banyak fans memiliki ikatan seperti yang mereka miliki dengan tim mereka, dan itulah yang membuat kami mampu memulai musim seperti yang telah kami lakukan. Kami tahu bahwa mengingat penampilan kami di awal musim, hal ini bisa menjadi sesuatu yang tidak terduga. Berkat San Siro kami mendapatkan dorongan yang memungkinkan kami menghadapi lawan-lawan kami. Saya ulangi ini agar kita bisa mendapatkan suasana itu lagi; baik untuk tim, untuk memberikan semangat kepada para fans, dan bagi para penggemar, atas dukungan mereka. Saya menjamin komitmen tertinggi saya. Para fans harus yakin akan komitmen saya, dan kami membutuhkan mereka untuk tetap mendukung kami karena kami layak mendapatkannya dari sudut pandang ini. Saya percaya bahwa seorang penggemar harus memahami esensi dari pelatih timnya, karena saya hidup untuk pekerjaan ini."
Selanjutnya adalah laga Juventus vs Inter. Ini adalah lawan dengan catatan 10 kemenangan dari 10 pertandingan kandang. Mereka telah mencetak 30 gol, serta mengalahkan Roma dan Napoli. Perlu saya lanjutkan?
"Kedengarannya seperti laporan perang... Kami harus tampil di sana dengan semangat juang dan menunjukkan kepada mereka. Kami harus percaya bahwa jika kami melakukannya dengan benar, maka apa pun bisa terjadi. Kami pergi ke sana dengan mentalitas untuk bersaing, dan setelah 95 menit kita akan melihat seperti apa hasilnya."