SIAPAKAH ARPAD WEISZ?

Bersamanya, Inter memenangkan Scudetto pertamanya dalam kompetisi tabel tunggal Italia

MILAN - Arena di Milano merupakan situs sejarah bagi Inter dan terutama bagi dirinya, yang pertama melatih dengan baju lapangan dan turun ke lapangan dengan para pemainnya: Arpad Weisz, yang pada musim 1929/30 memenangkan Scudetto pertama dalam tabel tunggal Serie A. Seorang pelatih yang benar-benar terdepan di zamannya.

Pada hari Kamis, Allievi tim muda Inter, AC Milan, dan Bologna akan turun ke lapangan dalam edisi pertama turnamen tiga tim yang diselenggarkan oleh Kota Milan, bersama dengan Kota Bologna, organisasi 'W il Calcio' [Up with Football], dan beberapa tokoh dari pemerintahan dan serikat pekerja.
Siapakah Arpad? Seorang Yahudi kelahiran Hungaria dan seorang pemain yang telah berkeliling dunia pada tahun 1930-an. Milan berhasil membujuknya untuk kembali menjadi pelatih sebagai karirnya yang kedua. Dia melatih sesuai metode, fasih dalam hal taktik, dan masih sangat muda dalam masa itu, saat pekerjaan tersebut hanya cocok untuk orang yang lebih perpengalaman. Dia sangat mencintai olahraga ini.

Karir kedua Arpad Weisz sangat cemerlang dan penuh dengan kemenangan. Dia bertemu dengan Giuseppe Meazza muda dan mengenali kejeniusannya. Setelah Scudetto yang legendaris bersama Nerazzurri tersebut, suami dan ayah dari dua orang anak ini kemudian melatih Bologna dan melanjutkan kesuksesannya.

Di sekolah, kita mempelajari tentang Nazi dan pemusnahan yang mereka lakukan kepada bangsa Yahudi, sebuah sejarah mengerikan yang tersimpan. Namun seringkali sulit untuk dipahami bahwa hal tersebut benar-benar nyata dan konkrit.
Namun kisah Arpad Weisz merupakan tragedi yang nyata. Seorang idola sepak bola yang terpaksa meninggalkan negaranya akibat pemberlakuan Undang-undang Rasial Italia, pertama ke Paris, kemudian ke Belanda. Seorang pria, wanita, dan dua orang anak dalam perlarian. Pada pagi hari mereka tertangkap.

Arpad menghabiskan waktunya yang panjang dan tak berujung di kamp konsentrasi Auschwitz. Keluarganya langsung menemui ajal mereka di kamar gas segera setelah tiba di Birkenau. 


 English version  日本語版  Versione Italiana 

tags: klub akademi
Muat lebih banyak