MILAN – Setiap akademi muda bertujuan menggabungkan sasaran bersama untuk menghasilkan tim-tim sukses dan membantu pemain muda melangkah maju ke tingkat profesional. Selama beberapa tahun terakhir, Inter bisa bangga dengan keberhasilan besar di dua aspek ini, yang terakhir dengan kemenangan tim Berretti asuhan Gianmario Corti 2-1 atas Torino untuk merebut gelar juara Italia dan tim Primavera besutan Stefano Vecchi yang merebut mahkota juara Italia setelah mengalahkan Fiorentina di final.
Namun, yang lebih penting dari semua keberhasilan ini adalah rasa memiliki yang dihasilkan. Keberhasilan di akademi muda mempersatukan semua pihak di F.C. Internazionale, semua Saudara Sedunia. Semboyan ini, yang pertama kali dicanangkan tahun 1908, masih relevan sampai sekarang.
Akademi muda Inter berlatih di Pusat Pengembangan Pemain Muda Suning untuk mengenang Giacinto Facchetti. Sang legenda seolah menyaksikan para pemain, mendorong mereka, memandu mereka. Facchetti telah menunjukkan jalan untuk diikuti oleh para pemain muka kita: jalan seorang pemuda yang berjuang di tim muda Nerazzurri sebelum akhirnya memenangkan semua gelar yang ada dalam seragam hitam biru tim utama. Bukan kebetulan bahwa trofi turnamen Primavera mengambil nama pemain besar dalam sepak bola Italia ini.
Trofi ini diangkat tinggi-tinggi beberapa hari yang lalu oleh Stefano Vecchi, pelatih Primavera yang juga mengecap pendidikan di akademi sewaktu muda, dan saat ini sudah menangani skuat Primavera selama tiga tahun. Tim U19 sudah cukup lama berlatih di Appiano Gentile untuk menjalin hubungan dengan tim utama. Primavera bertanding di Stadio Breda di Sesto San Giovanni dan, di bawah Vecchi, menjuarai Viareggio Cup 2015, Coppa Italia 2015/16, dan turnamen Primavera 2016/17. Ini merupakan Scudetto pertama bagi Vecchi; yang kedelapan bagi Inter Primavera.
Dengan kerendahan hati dan kerja kerasnya, Vecchi telah membangun tim dengan identitas yang jelas dan sangat dibanggakan oleh para anggotanya. Primavera sangat kompak dan efektif sepanjang musim serta menunjukkan konsentrasi tinggi selama babak Delapan Besar sehingga mampu menghadapi babak final dengan mentalitas nyata tim utama. Mereka menundukkan Fiorentina 2-1 di final, melalui gol-gol yang diciptakan oleh pemain Belgia, Zinho Vanheusden dan pemain Italia, Andrea Pinamonti, keduanya lahir tahun 1999 dan tampil mengesankan meskipun terbilang muda untuk kelompok usia di tim tersebut. Kedua anak muda ini berkembang di Inter, di bawah pengawasan Giacinto Facchetti dan penanganan cermat oleh tim yang dipimpin oleh Roberto Samaden. Babak final U15 dan U17 akan berlangsung beberapa hari lagi, dan Inter jelas sangat berpeluang untuk meraih kemenangan.
Skuat Primavera dipenuhi pemain muda dengan potensi besar. Banyak di antara mereka akan melakukan langkah awal di tingkat profesional musim depan, dan beberapa di antaranya tentu layak mendapat promosi ke tim utama Inter.
Berlokasi di Via Camillo Sbarbaro, Interello, Milan – sekarang dikenal dengan Pusat Pengembangan Pemain Muda Suning untuk mengenang Giacinto Facchetti – adalah tempat kita mempersiapkan keberhasilan para pemain di masa depan. Di sanalah pengembangan mereka dimulai, tempat impian mereka lahir. Mereka mengenakan seragam hitam biru, warna langit dan malam, sebagaimana ditulis oleh para pendiri Inter dulu.
Mereka mengenakannya dengan penuh kebanggaan, baik di Italia maupun di seluruh dunia. Kebanggaan itu – rasa memiliki – bernilai lebih daripada sebuah trofi.
Itulah hakikat Interello.
Carlo Pizzigoni