MANICONE: "KOSTUM INTER BAGAIKAN KULIT KEDUA"

Mantan gelandang, yang tumbuh di akademi Nerazzurri dan kemudian melatih beberapa tim muda Inter, jadi tamu pekan ini di Memorabilia

MILAN - Antonio Manicone adalah tamu yang terakhir tampil di Memorabilia, acara Inter Channel yang setiap pekan mengulas kembali karier pemain Nerazzurri tempo dulu.

Bermain sebagai seorang gelandang bertahan, Manicone bergabung dengan Inter pada bulan November 1992 dan langsung menjadi pemain penting di dalam tim yang dipenuhi pemain berbakat menyerang dan banyak mengalami kesulitan di awal musim.

"Saya rasa Inter membutuhkan pemain seperti saya saat itu meskipun sudah ada beberapa pemain luar biasa seperti [Matthias] Sammer di klub. Barangkali mereka kekurangan pemain untuk menyeimbangkan tim, dan sayalah orang yang diperlukan."

"[Osvaldo] Bagnoli membangun tim dengan pemain yang tersedia saat itu. Kami adalah tim yang cukup lengkap – sangat tajam di serangan dan tangguh saat bertahan. Pelatih terus meyakinkan kami, dan perlahan tapi pasti kualitas kami mulai terlihat."

"Kami punya beberapa pemain asing di dalam tim, dan saya bergaul dengan baik dengan semua orang. Saya kenal [Igor] Shalimov karena kami bermain bersama di bawah [Zdenek] Zeman di Foggia. Dia adalah salah satu pemain terbaik yang pernah bermain dengan saya – lihai, bekerja keras, paham taktik, dan memiliki tendangan mematikan."

"Ruben Sosa adalah penyerang utama kami, dan saya rasa banyak pemain muda harus mempelajari bagaimana dia bermain. Dia orang yang menyenangkan sekaligus seorang striker kelas dunia."

Nerazzurri akhirnya mengakhiri musim di posisi kedua, sementara di musim berikutnya, 1993/94, jadi salah satu musim paling aneh dalam sejarah Inter saat tim menjuarai Piala UEFA dan berada di peringkat ke-13 di Serie A.

"Pada satu titik di musim itu kami mulai fokus hanya pada Piala EUFA," Manicone mengakui.

“Kami punya [Wim] Jonk dan [Dennis] Bergkamp di dalam tim, dan mereka benar-benar menjadi motor tim musim itu.”

Di babak perempat final, dua gol dari Jonk membawa tim Bagnoli mengalahkan Borussia Dortmund 3-1 di Jerman, tapi mereka menyia-nyiakan keunggulan ketika kalah 2-0 di Meazza dan tampil buruk.

"Saya tidak akan melupakan gol yang saya cetak melawan Dortmund di kandang sendiri. Permainan kami berantakan dan hampir kebobolan untuk ketiga kalinya. Untungnya, tiba-tiba saya melesat ke depan dan mencetak gol yang memastikan kami lolos. Gol itu sangat menentukan."

Mengenai Serie A: "Akhir-akhir ini makin sulit untuk terdegradasi. Di masa saya, liga diikuti oleh 18 tim, empat mengalami degradasi dan level keseluruhan jauh lebih tinggi. Bila Anda menghadapi tim seperti Genoa, mereka mempunyai banyak pemain kelas dunia."

Memang, Manicone menghabiskan sebagian besar musim 1994/95 dengan status pinjaman di Genoa sebelum kembali ke Milan di musim panas, tapi setahun kemudian dia makin jarang dimainkan.

"Persaingan menghasilkan produk yang lebih baik di pasar mana pun, dan seperti itu juga halnya dengan sepak bola, dan ini menguntungkan pelatih. Kami tampil dengan dua pemain di lapangan tengah, dan sejujurnya tidak ada perbandingan untuk saya dan [Paul] Ince."

Setelah naik dari tim muda Nerazzurri dan masuk tim inti, Manicone kembali ke akademi sebagai pelatih setelah gantung sepatu.

"Kostum Inter bagaikan kulit kedua bagi saya. Saya diberi kesempatan untuk melatih sebagian pemain muda Inter, dan saya harus berterima kasih kepada [Giacinto] Facchetti. Ini pengalaman yang luar biasa – saya tidak mungkin mengeluh."

Manicone sekarang bekerja sebagai asisten pelatih Vladimir Petkovic untuk Swiss, tapi sebelumnya dia melatih Antonio Candreva di Lazio.

"Dia pemain yang luar biasa yang – keuntungan bagi Inter – sekarang bermain untuk Nerazzurri. Bahkan masa itu dia menunjukkan potensi yang sangat besar, dan dia jadi pemain yang lebih baik lagi waktu di Lazio. Dia bekerja keras setiap hari untuk meningkat, dan dia pantas mendapatkan imbalannya sekarang."


 English version  Versión Española  中文版  Versione Italiana 

Muat lebih banyak