LAZIO V INTER, KUMPULAN STATISTIK

Pertemuan di liga yang ke-146 antara kedua tim bakal berlangsung di Stadio Olimpico, Senin dinihari nanti pukul 01:45 WIB

MILAN – Lazio dan Inter akan berhadapan di Stadio Olimpico, Roma, malam ini pukul 20:45 CET (Senin dinihari 01:45 WIB) yang menjadi pertemuan ke-146 mereka di divisi teratas.

Dengan bantuan dari sahabat kita di Opta, kami telah mengumpulkan semua statistik yang Anda perlu ketahui menjelang kick-off.

PERTEMUAN KEDUA TIM

Lazio – bersama dengan AC Milan – merupakan tim yang paling sering mendapat hasil imbang dengan Inter di Serie A sebanyak 52 pertandingan.

Meski begitu, hanya satu kali seri dalam 15 pertemuan terakhir mereka di liga. Selama periode tersebut, Nerazzurri menang delapan kali dan Biancocelesti menang enam kali.

Lazio selalu mencetak minimal satu gol dalam setiap 11 pertandingan Serie A terakhir mereka kontra Inter.

1-1 adalah skor akhir yang paling sering muncul ketika Lazio dan Inter bertemu di liga. Itu terjadi sebanyak 28 kali, paling akhir skor ini muncul pada Maret 2008.

Sudah 14 kali hasil imbang tanpa gol antara Biancocelesti dan Nerazzurri. Paling akhir terjadi pada November 2005, di Roma.

Dua kekalahan terberat Lazio di Serie A terjadi dua-duanya di tangan Inter: 8-1 pada Maret 1934 dan 7-0 pada Maret 1961.

Dua pertemuan terakhir di liga menghasilkan empat kartu merah: tiga untuk Lazio dan satu untuk Inter.

PERTEMUAN SEBELUMNYA DI ROMA

Dua gol dari mantan pemain Lazio, Hernanes, membantu Inter merebut tiga angka pada lawatan terakhir Inter ke Olimpico, pada 10 Mei lalu, mengakhiri rentetan empat kemenangan beruntun tuan rumah Lazio.

PERFORMA TERKINI

Tim asuhan Simone Inzaghi kalah dalam dua pertandingan terakhir di liga, hanya mencetak satu gol, sesudah memenangi dua partai sebelumnya ketika mereka melesakkan lima gol dan tidak kemasukan gol.

Lazio belum pernah kalah beruntun di tiga pertandingan Serie A sejak November 2015 lalu.

Biancocelesti berbagi menang dan kalah dalam tujuh partai kandang terakhir mereka di liga. Mereka menekuk Empoli 2-0 saat terakhir kali main di Olimpico.

Anak-anak asuh Roberto Mancini pernah gagal mencetak gol hanya satu kali dalam delapan pertandingan terakhir mereka (yakni melawan Genoa), meraup 16 angka selama periode itu (rata-rata dua angka per laga). Hanya Juventus (24) dan Roma (18) yang mendulang poin lebih baik selama periode yang sama.

Meski demikian, Nerazzurri hanya menang satu kali dalam delapan partai tandang terakhir, mengoleksi enam poin. Clean sheet mereka satu-satunya di laga tandang selama delapan partai tersebut adalah di Frosinone.

STATISTIK UMUM

Tidak ada tim di lima liga top Eropa yang meraih kemenangan lebih banyak daripada Inter (19) dengan hanya mencetak 47 gol. Manchester United yang kalah sama banyaknya dengan Nerazzurri (sembilan) kemasukan gol lebih sedikit (30 versus 32).

Lazio itu tim Serie A yang kemasukan gol paling banyak terkait dengan jumlah tembakan yang mereka dapat (satu gol tiap 7.85 tembakan). Di sisi lain, Inter kemasukan gol tiap 13.6 tembakan ke gawang, catatan tertinggi kedua sesudah Juventus (17.2).

Biancocelesti mencetak gol satu kali tiap 2.9 tembakan ke gawang (lebih sedikit dari Roma dan Chievo), hanya mencetak gol 37 persen dari total tembakan ke sasaran – cuma Frosinone yang mendapat catatan lebuh buruk.

Lazio melakukan crossing lebih banyak dari permainan terbuka (755) dibanding tim-tim lainnya di Serie A musim ini, namun hanya bisa mengoleksi lima gol dari crossing; hanya Empoli (empat) yang mencetak gol lebih sedikit.

Biancocelesti kemasukan 11 gol dalam 15 menit pertama permainan di musim 2015/16 – jumlah tertinggi di Serie A. Setelah tim Roma (31), Lazio adalah tim paling tajam di setengah jam terakhir permainan (30 gol).

Sebaliknya, Nerazzurri kemasukan 38 persen dari total gol kejebolan mereka (12 dari 32) dalam 15 menit akhir permainan – persentase tertinggi di liga.

Para pemain pengganti Lazio mampu menghasilkan delapan gol dalam partai kandang musim ini, lebih banyak dari tim-tim lainnya di Serie A.

Lazio merupakan tim satu-satunya di Serie A dengan tak ada bek yang bikin gol musim ini.

Biancocelesti kehilangan hanya dua angka di kandang sesudah memimpin sepanjang musim 2015/16 (rekor yang sama dengan Juventus). Inter belum pernah bangkit untuk menang dari posisi tertinggal selama main di luar Meazza.

Sesudah Torino (11), Lazio adalah tim yang mendapat hadiah penalti terbanyak musim ini (sembilan kali). Salah satunya di pertemuan sebelumnya, saat kiper Samir Handanovic menggagalkan tendangan 12 pas Candreva.

SOROTAN KE PEMAIN

Sembilan dari 10 gol terakhir Lazio dicetak atau diumpan oleh Antonio Candreva atau Miroslav Klose.

Inter adalah tim lawan pada saat Antonio Candreva melakoni debutnya di Serie A pada Januari 2008 (Udinese 0-0 Inter). Pemain sayap asal Italia itu melesakkan empat gol ke Nerazzurri sepanjang karirnya (tiga gol dalam dua partai terahirnya); belum ada tim lawan yang dia cetak gol lebih banyak.

Candreva itu pengirim crossing tertinggi kedua di Serie A musim ini sebanyak 197 kali, di belakang Sime Vrsaljko sebanyak 206.

Lazio memenangkan tiga partai terakhir mereka di liga ketika Miroslav Klose menjadi starter, striker asal Jerman itu menyumbang dua kali dobel gol dan dua assist. Klose pernah dua dari tiga pertemuan terakhir melawan Inter di Olimpico, mencetak gol penentu kemenangan dalam 10 menit terakhir.

Brace pertama Felipe Anderson di Italia terjadi melawan Inter pada Desember 2014. Pemain asal Brasil itu belum pernah mencetak gol di Olimpico sejak Februari lalu (menghadapi Verona).

Ogenyi Onazi melesakkan gol pertamanya di Serie A pada saat Inter 1-3 Lazio tiga tahun yang lalu, pada Mei 2013.

Mauro Icardi terlibat dalam lima dari tujuh gol terakhir Inter, mencetak tiga gol dan mengirim dua assist. Di antara pemain yang mencapai dobel catatan musim ini, Icardi punya rasio tembakan-jadi-gol tertinggi kedua (30 persen) sesudah Mandzukic (31 persen). Berikutnya ada Bacca (28 persen) dan Eder (26.5 persen).

Eder membuka pundi golnya di Nerazzurri saat melawan Udinese setelah 10 pertandingan tanpa gol. Gol berikutnya di Serie A akan membuat dia mencapai gol ke-50. Pemain Italia kelahiran Brasil itu mencatat debutnya di Serie A ketika Lazio 3-1 Empoli pada Maret 2007. Biancocelesti adalah tim Serie A satu-satunya yang selalu kalah (tujuh kali) tanpa mencetak golt.

Lazio adalah tim favorit Adem Ljajic. Pemain asal Serbia itu melesakkan empat gol ke gawang mereka, termasuk gol perdananya di Serie A pada September 2010 semasa memperkuat Fiorentina.

Rodrigo Palacio menceploskan tujuh gol dalam 11 pertemuan dengan Lazio, mencetak gol lebih banyak daripada ke Parma (sembilan) di divisi teratas. Pemain asal Argentina itu belum mencetak gol ke Lazio di Olimpico selama berseragam Inter.

Semua tiga penjaga gawang Inter pernah menghabiskan waktu di Lazio selama karir mereka. Samir Handanovic membuat satu penampilan bersama Biancocelesti pada 2005/06, Juan Pablo Carrizo bermain 25 kali di Serie A, sedangkan Tommaso Berni dipasang enam kali.

PELATIH

Simone Inzaghi dan Roberto Mancini akan saling bertemu sebagai pelatih untuk pertama kalinya hari ini. Bos Lazio ini adalah mantan rekan setim dan mantan pemain asuhan Mancini.

Mancini pernah memperkuat Lazio mulai 1997 hingga 2000, merebut satu Scudetto, dua Coppa Italia, satu Piala Super Italia, satu Piala Winners dan satu Piala Super UEFA. Kemudian, dia menangani Biancocelesti sampai meraih sukses juara Coppa Italia 2003/04.

Pertemuan sebelumnya di musim ini adalah kali pertama Roberto Mancini kalah dari Lazio sebagai pelatih Inter setelah 10 partai tak terkalahkan (5 kali menang dan 5 kali seri).

WASIT DAN DISIPLIN

Luca Banti memimpin pertandingan yang ke-176 di Serie A malam ini, atau yang ke-16 nya musim ini. Tim tandang menang enam kali selama Banti jadi wasit di musim 2015/16, tuan rumah menang lima kali, sisanya empat kali seri.

Banti baru memberi hadiah penalti satu kali sejauh ini, lebih sedikit ketimbang semua wasit lainnya yang menjadi wasit minimal tiga kali musim ini. Wasit kelahiran Livorno itu pernah memimpin drama tujuh gol di San Siro pada Mei 2007, Inter 4-3 Lazio, ketika ia mengusir Siviglia (Lazio).

Banti sudah memimpin 24 pertandingan Serie A yang melibatkan Inter (hanya Roma yang lebih banyak, yakni 25). Nerazzurri menang 15 kali, seri enam kali dan kalah 3 kali selama wasit Banti.

Lazio diwasiti oleh Banti sebanyak 13 kali (3 kali menang, 3 kali imbang, 7 kali kalah).

Cuma tim Napoli (414) yang membuat pelanggaran lebih sedikit daripada Inter (462) di Serie A musim ini, tapi Nerazzurri paling sering menerima kartu merah di urutan kedua (10) setelah Atalanta (14).

SKORSING
Lazio: -
Inter: -

SATU KARTU KUNING LAGI KENA SKORSING
Lazio: Biglia, Gentiletti, Hoedt, Keita.
Inter: Handanovic, Jovetic, Perisic, Telles.


 English version  日本語版  Versione Italiana 

tags: tim kejuaraan
Muat lebih banyak