Mengenai Javier Zanetti: "Dia adalah sejarah Inter. Bukan hanya karena kualitasnya, tapi juga karena profesionalismenya. Jika Anda menanyakan kepadanya tentang pertandingan melawan Milan atau Juve 10 tahun yang lalu, dia bisa menceritakannya, bukan hanya bagaimana pertandingan itu berlangsung tapi juga alasan mengapa Anda harus membenci kedua tim itu [tertawa]. Dia juga seorang yang baik, seorang yang peka, karakter yang membuatnya dihormati oleh rekan-rekan timnya.
"Bersama saya, Zanetti tahu pasti bahwa dia bahkan mampu menjadi seorang presiden. Karena mungkin saya berpikir tentang seseorang yang cocok menjadi presiden harus seseorang yang tahu segalanya, seseorang yang mewakili Inter, dihormati, dan mempunyai citra yang tepat. Dan yang bisa memberikan wawancara di pagi hari, alih-alih saya sendiri! Sekarang ada yang berubah untuk dirinya, ada pihak baru yang mungkin belum mengenalnya dengan baik. Tapi saya kira dia telah menunjukkannya, juga karena Thohir adalah orang yang cerdas. Zanetti akan tetap bersama Inter dan dia akan mendapatkan posisi, yang menurut pendapat saya, harus berupa peran operatif dan bukan hanya bersifat representatif. Karena dia adalah orang yang tahu cara mengelola situasi, seperti dia mengelola kehidupan pribadinya dan Yayasan PUPI serta hal-hal lain yang sangat penting. Dia mengatur kehidupan berkeluarganya dengan sangat baik, investasinya, kehidupannya di Inter. Dan menurut saya, dia bisa menjadi direktur yang baik dan itu yang akan menjadi tugasnya nanti."
Mengenai Alvaro Recoba: "Dia memiliki sesuatu yang khas Inter dalam dirinya – fakta bahwa dia selalu memberikan kejutan. Dia adalah tipe pemain yang jika Anda menurunkannya di 10 menit terakhir pertandingan, dia bisa mencetak hat-trick atau menunjukkan sesuatu yang belum pernah Anda lihat sebelumnya di lapangan sepak bola. Dia sedikit malas jadi mungkin kurang memiliki konsistensi atau tekad yang perlu dimiliki seorang pemain, tapi jika Anda mengesampingkan kemalasan itu, dia dikaruniai dengan kelas, bakat, yang menjadikannya seorang bintang sejati di mata siapa pun yang mencintai permainan ini. Jadi Anda menyukainya. Dan sang presiden, sama seperti para penggemar, satu hari sebelum pertandingan akan membayangkan apa yang akan terjadi. Dan saya membayangkan Recoba memungut bola, menyihir semua orang, dan mencetak skor pada kesempatan pertama."
Mengenai José Mourinho: "Dia bergabung setelah gebrakan Mancini saat dia berkata kepada saya, ‘Kau akan menyingkirkanku.' Dan saya menjawab, 'Yang benar saja? Saya tidak pernah berpikir untuk menyingkirkanmu.' Tapi dia merasa kehilangan muka saat kalah dari Liverpool. Berpikir bahwa Mancini akan mengatakan hal yang sama lagi, saya memutuskan untuk menghubungi Mourinho dan dia menanggapi dengan sangat profesional, karena saya berkata kepadanya bahwa jika Mancini tidak berubah pikiran, maka saya akan merekrutnya. Sebenarnya dia bisa saja tersinggung, alih-alih dia mengatakan bahwa dia siap dan bahwa dia tidak akan bernegosiasi dengan pihak lain. Itu menunjukkan profesionalismenya. Saya pernah bertemu satu kali dengannya dan dia memberikan kesan yang sangat baik. Tapi performa Mancini bagus dan tidak mudah untuk merayakan Scudetto sambil mengatakan kepada Mancini bahwa kami akan memasukkan seorang pelatih lain. Akhirnya, kami berhasil melakukannya tapi saya menyesalinya.
"Ketika Mourinho pergi, saya harus jujur, saya kira itu hal yang tepat. Dia bergabung, memenangkan liga – yang mungkin juga bisa dilakukan Mancini – lalu dia memenangkan Treble. Mourinho seperti badai yang megah, embusan angin yang seharusnya mengikuti jalur itu dan tidak berlarut-larut. Setelah itu kami memenangkan Coppa Italia dan menduduki posisi kedua, jika saja Leonardo bergabung lebih awal, kami bahkan mungkin memenangkan Scudetto.
"Membawa Mourinho kembali? Sekarang kami memiliki Mazzarri, pelatih yang sangat bagus – berbeda, dengan pengalaman yang berbeda, tapi dia adalah pelatih yang baik. Saya pikir Mourinho sedang mencari kepuasan pribadi di Chelsea, klub lain yang mempunyai ikatan khusus dengannya. Dia senang bisa kembali ke sana, sama seperti jika dia kembali ke Inter. Waktunya tidak tepat saat ini, mudah-mudahan di masa mendatang setelah Mazzarri memenangkan tiga gelar seperti Mancini!
"Tiga buah saran? Saya tidak bisa memberikan tiga saran, terlalu banyak. Saya bisa memberikan satu saja, yaitu untuk melibatkan diri Anda bersama Interisti, dan itu bukan berarti melibatkan diri Anda dengan orang yang pandai berbicara tentang Inter, tapi dengan orang-orang yang memahami dan mengetahui apa itu Inter dan para fansnya – dan bahwa tim ini berbeda dari Juve dan Milan.
"Inter itu berbeda. Hakikat dari sebuah klub pasti akan berubah karena presiden akan memengaruhinya, tapi ada beberapa karakteristik yang tidak akan pernah berubah, dan itu yang menjadi alasan Anda seorang Interista atau bukan Interista. Itulah sebabnya saya berbicara tentang Zanetti, karena menyenangkan untuk memiliki orang-orang di klub ini yang tahu sejarahnya, yang mengingat hal-hal tertentu, bisa membantu Anda untuk memahami, membantu Anda menghindari masalah. Itulah sebabnya saya berkata bahwa dia memerlukan orang dekat yang peduli pada Inter dan bukan hanya orang yang piawai dalam pekerjaannya. Inter beruntung memiliki banyak penggemar, dan di antara mereka adalah para profesional papan atas yang siap membantu.
"Pertandingan itu di tribun bersama Laporta? Sangat melelahkan. Sangat tidak enak menonton pertandingan bersama-sama seperti yang mereka lakukan di Spanyol. Entah Anda bersikap hipokrit atau Anda tahu bahwa selebrasi gol Anda seperti menggosokkan garam di atas luka mereka. Mereka ingin menerapkannya di Italia? Jangan, jangan. Jika wasit merusak pertandingan, Anda tidak bisa berbalik sambil berkata, 'Hebat, pekerjaan Anda bagus sekali'. Yang benar saja..."
"Liga Champions merupakan kesuksesan yang sangat besar, sesuatu yang mengingatkan saya pada momen-momen fantastis. Tapi kadang sebuah pertandingan bisa memberikan kebahagiaan yang lebih besar daripada sebuah kemenangan. Dan pertandingan itu adalah derby pertama setelah saya menjadi presiden. Mereka berada di urutan kedua dalam klasemen dan kami bukan dalam kondisi terbaik – Saya mengambil alih Inter pada masa yang sulit dan kami tidak mendapatkan banyak poin. Tapi saya beruntung bahwa dalam beberapa laga awal, termasuk dalam derby, berjalan dengan baik untuk kami. AC Milan bukan hanya menjadi favorit, mereka 100.000 kali lebih favorit. Kami bermain dengan semangat dan tekad yang begitu besar sehingga kami menang tiga-satu, dengan final yang mendebarkan dan gol Berti. Pertandingan itu selalu saya ingat sebagai pertandingan saat kami menunjukkan kebanggaan kami. Sebelum kick-off saya berpapasan dengan Galliani dan berkata kepadanya, 'Jangan bermain terlalu keras pada kami. Berbaik hatilah kepada presiden baru ini.' Lalu dia mejawab: 'Ya, tentu saja,' yakin bahwa mereka akan menang, tetapi ternyata kami yang meraih kemenangan luar biasa sehingga membuat saya sangat senang. Mungkin itu hanya sebuah kepuasan kecil dibandingkan dengan semua yang kami menangkan dalam periode lima tahun itu, namun tetap ada dalam ingatan saya."
"[Andrea] Seno salah seorang pencetak skor dalam laga derby itu, seorang pemain yang luar biasa. Sebelum pertandingan berlangsung, [Ottavio] Bianchi menelepon saya, mengatakan bahwa dia tidak bisa bermain dan dokter pun mengatakan hal yang sama. Kami melarangnya bermain karena terlalu berisiko. Dia menurunkan kakinya dan berusaha meyakinkan bahwa dia baik-baik saja, dan ternyata dia menjadi pemain terbaik di lapangan saat itu, dia mencetak gol dan tampil dengan luar biasa. Seorang pahlawan sejati: dia tetap bermain meskipun dia tahu risikonya. Saya sangat mengagumi apa yang dia lakukan. Bianchi memiliki perasaan tidak suka pada Berlusconi dan dia mengatakan sesuatu kepada para pemain untuk membakar semangat mereka... Sesuatu yang tidak bisa saya ulangi di sini [tertawa]. Mereka tampil seperti sekelompok singa. Dia mempunyai karakter yang kuat, agak berbeda, tapi dia tahu cara membakar semangat pasukannya, terutama saat laga derby.
"Setelah derby itu, berikutnya adalah Siena, saat kami memenangkan treble. Kami harus berjuang sangat keras tapi di sanalah kami memenangkan liga – sebuah perjuangan keras yang berbuah manis. Madrid merupakan sebuah kemenangan final yang hebat, tapi saat itu kami tidak menderita. Itu merupakan sebuah perayaan, suatu malam saat Mourinho membuktikan betapa hebatnya dia sebagai pelatih karena ada beberapa pertandingan tanpa pernah kalah. Perjuangan yang sebenarnya terjadi di Siena karena lawan kami bermain seolah nyawa mereka bergantung pada hasil pertandingan meskipun sebenarnya mereka telah terdegradasi. Dan Liga Champions merupakan mahkota prestasi kami. Sesuatu yang pribadi, kadang penderitaan yang berat berbuah kesukacitaan."