Saat membicarakan bukunya, yang ditulis bersama Alessandro Alciato, tentu dia akan menceritakan hubungan dengan putranya, Gabriel, kepada siapa buku ini didedikasikan: "Usianya menjelang 19 tahun. Dia sudah dewasa dan dulu pernah memanggilku ‘Mister Broccolo’. Sejak kanak-kanak, baginya aneh saat mendengar ayahnya dipanggil ‘Mister’. Suatu kali terjadi di sebuah restoran dan dia terheran-heran. Saat itu, salah satu karakter kartun favoritnya bernama Broccolo dan dia mulai menggunakan nama itu untuk memanggilku [tersenyum]."
Apakah lebih baik mengundang pelatih Nerazzurri untuk menghadiri makan malam daripada mewawancarainya? "Saya pikir begitu karena mereka yang sudah makan malam dengan saya mendapatkan kesan yang berbeda. Selain itu, penulis buku ini, Alessandro Alciato, adalah seorang wartawan, dan dari luar dia mengenal pribadi saya yang sangat berbeda dari yang dia kenal sebelumnya."
Dia juga membahas tentang Inter dan pertandingan melawan Hellas Verona kemarin, pertandingan yang menampilkan ide-ide Mazzarri: "Anda juga bisa melihatnya di awal musim, kemudian kami harus melewati masa sulit. Dari permainan dan hasil yang kami dapatkan sejauh ini, kami mulai melakukan apa yang ada dalam pikiran saya. Jonathan di tim nasional Italia? Itu akan menjadi satu kemenangan lagi buat saya. Dia masih muda dan Anda tahu bagaimana penilaian yang dia dapatkan tahun lalu. Dia bahkan dianggap kurang cukup baik oleh para fans. Saya membantunya."
Dalam bukunya, Mazzarri menceritakan keinginannya untuk membeli tim sebuah tim sepak bola. Dia menjelaskan: "Saya pikir itu berangkat dari pengalaman yang saya miliki, dan setelah memulai dari nol dan melakukan banyak peran, mengetahui apa yang dilakukan para manajer, dokter, dll. Saya yakin bahwa saya mempunyai banyak pengalaman yang dapat membantu saya dalam mengelola setiap aspek di dunia persepakbolaan."
Mengenai suasana hatinya dan hal apa yang dia diskusikan di bangku pelatih bersama wakilnya, Nicolò Frustalupi, selama pertandingan: "Saya masih belum bisa belajar menerima kekalahan, dan suasana hati saya akan sangat buruk jika itu terjadi. Frustalupi? Jika Anda melakukan pekerjaan saya, Anda akan paham bahwa Anda tidak bisa mempercayai sembarang orang, dan ketika saya ingin mengeluarkan unek-unek, dia yang menjadi korban. Dia sangat cakap. Dia masih muda dan banyak membantu saya. Secara taktis, kami menangani semua bersama-sama, dan jika terjadi kesalahan, kami mendiskusikannya.
Mazzarri kemudian berbicara tentang sikapnya terhadap uang dan apakah sikap ini pernah berubah seiring waktu: "Menurut saya, saya berpegang pada nilai-nilai yang benar dan saya tahu berapa gaji yang dihasilkan orang biasa. Saya pikir saya menjalani hidup seperti biasanya. Ayah saya mengajarkan banyak hal, dan jika saya mencapai sesuatu, itu karena etos kerja yang beliau tanamkan dalam diri saya. Saya yakin hal-hal yang diajarkannya kepada saya dan kakak saya, yang juga sukses dalam profesinya, membantu kami meraih pencapaian ini,"
Mengenai perbedaan antara Napoli dan Milan, dan presiden yang bekerja sama dengannya: "Di sini, setidaknya, satu-satunya perbedaan nyata dengan presiden Thohir adalah masalah bahasa. Hubungan saya dengan presiden klub selalu baik, dan jika Anda memiliki hubungan seperti itu, Anda juga dalam kondisi yang lebih baik untuk bisa melatih tim. Apakah hanya kebetulan saja bahwa kita melihat tim Inter yang lebih baik seperti saat ini setelah situasi kepemilikan jelas? Yang jelas ini adalah tahun yang aneh."
Bersama Daniele Tombolini, seorang mantan wasit sepak bola dan saat ini menjadi komentator olahraga, tak terelakkan diskusi beralih ke kondisi Inter yang belum mendapatkan tendangan penalti setelah sekian lama. Mazzarri kemudian ditanya apakah selama pertandingan Inter wasit berada di bawah tekanan dan banyak pertimbangan sebelum memberikan penalti. Bukankah sedikit kontraproduktif untuk membahas hal tersebut pascapertandingan? "Saya bertanya pertanyaan yang sama pada diri saya sendiri. Dari sudut pandang manusia, yang bisa saya katakan adalah bahwa wasit juga manusia, sama seperti Anda dan saya dan harus mengambil keputusan dengan cepat. Wasit harus terus waspada dan menegakkan aturan dengan cermat. Tapi benar, wasit muda bisa dipengaruhi oleh hal ini."
Mengenai penanganan Fredy Guarin: "Bagi saya, mengelola kelompok adalah hal yang paling mudah. Ketika Anda yakin bahwa Anda sudah siap dan mampu menyampaikan pengetahuan Anda kepada para pemain, saya pikir tidak ada masalah dalam pengelolaan. Saya menanganinya sama seperti saya menangani pemain yang lain, melatihnya dan berbicara dengannya bila perlu, berusaha untuk membantunya berkembang jika dibutuhkan, misalnya dalam hal konsistensinya dalam permainan," tutup sang pelatih Nerazzurri.